Sabtu, 27 November 2010

Artikel

1.Hak Milik Allah

Ada sesuatu milik Allah yang tidak boleh diambil begitu saja oleh mahluk-Nya,yang mungkin merupakan pengecualian ,yaitu puji-pujian.Allah membolehkan terhadap mahluk-Nya mengambil apa saja yang dimiliki,baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.Tetapi milik-Nya yang berupa puji-pujian itu tidak diberikan kepada siapapun.
Allah memberikan apa saja yang dimiliki untuk mahluk-Nya.selain itu juga membolehkan manusia mengambil dan mengkonsumsi apa saja,kecuali beberapa jenis saja yang diharamkan,karena ternyata bisa merusak dirinya,seperti memakan bangkai,darah,daging babi, binatang yang disembelih dengan tidak menyebut basmallah,dan laimya.Allah membolehkan manusia mengkonsumsi makanan yang halalan,thayyiban dan mubarrakan
Allah juga membolehkan manusia untuk memohon kasih sayang-Nya,ampunan-Nya,perlindungan-Nya,petunjuk-Nya,pertolongan-Nya.Namu Allah tidak membolehkan terhadap mahluk-Nya untuk mendapatkan puji-pujian dari manapun datangnya.seagala puji-pujian hanya milik Allah semata.Semua manusia tidak berhak memiliki atau mendapatkannya.
Bahwa segala puji-pujian hanya milik Allah.Dinyatakan dalam sebuah ayat surat dalam Al-fatihah. Ayat tersebut berbunyi alhamdulillahirabbil ‘alamien.Ayat ini wajib dibaca pada setiap sholat,baik shalat wajib atau shalat sunnah.Dengan demikian setiap muslim,dalam sehari semalam minimal 17 kali menyatakan bahwa segala puji-pujjian hanya milik Allah.Manusia tidak berhak memilikinya,apapun prestasi yang telah dibuatnya.Orang tidak diperbolehkan memuji terhadap selain Allah.Manakala ada prestasi atau keberhasilan,maka bukan orang yang berhasil dan berprestasi itu yang berhak dipuji,melainkan Allah.Atas keberhasilan itu hendaknya kita bertasbih dan beristighfar.Keberhasilan seseorang meraih sesuatu pada hakekatnya adalah karena Allah.kita harus berkeyakinan tanpa pertolongan-Nya,siapapun tidak akan berhasil atas apapun usahanya.Selain itu,bahwa segala kekuatan dan penentu segala sesuatu adalah Allah sendiri.
Kita pasti merasakan sangat berat memahami hal ini,pikiran selalu bertanya,mengapa Allah memonopoli semua puji-pujian itu.Manusia tidak diberi hak memiliki atau mendapatkannya.Dinyatakan secara tegas bahwa innal hamda lillah.bahkan manusia dilarang memuji sesama manusia,apapun prestasi atau hasil karya yang diraih.
Setelah melakukan perenungan yang mendalam,ternyata salah satu sumber petaka dalam kehidupan manusia adalah keinginan mendapatkan,dan bahkan mengejar-ngejar puji-pujian ini.Orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya agar berbeda dengan yang lainnya,hingga dipuji dan disebut sebagai orang paling kaya.Orang juga berusaha sekuat tenaga agar diakui sebagai orabg paling gagah,paling pintar,paling berkuasa,paling kuat,paling cantik,paling tampan,paling berpengaruh,paling indah dan seterusnya.keinginan memperoleh puji-pujian dengan cara itu,akan mengabaikan kepentingan.
Keinginan mengejar identitas sebagai paling atas dalam segala-galanya itu ternyata memang melahirkan sikap lupa terhadap sesama.Seseorang agar menjadi paling kaya,maka enggan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain,sehangga menjadi bakhil.Orang berebut dan bahkan perang antar sesama,sesungguhnya hanya bermaksud memenuhi keinginannya agar dipuji dan disebut sebagai orang,kelompok,atau negara yang paling hebat.Keinginan mendapatkan puji-pujian mendorong orang melakukan apa saja yang diperbuat dan mengabaikan terhadapkebutuhan pihak lain.Jawaban inilah yang kita peroleh, hingga memang selayaknya Allah SWT,memonopoli bahwa semua puji-pujian itu hanyalah milikn-Nya sendiri.
Bisa dibayangkan,andaikan setiap orang berhasil manekan keinginannya dari mendapatkan puji-pujian,maka dunia ini akan damai.Mereka tidak akan mengejar-ngejar kekuasaan,hanya agar dipuji orang .Orang tidak akan berebut dan menumpuk harta hanya agar dipuji dan disebut sebagai seorang paling kaya.Orang jika tidak akan menaklukan orang,kelompok,atau bangsa lain hanya agar dipuji dan disebut sebagai orang terkuat.
Selain itu,orang orang dipuji ternyata selalu akn bersifat subyektif dan menjadi sombong,congkak,atau takabur.Padahal sifat-sifat seperti itu dilarang untuk dimiliki dan disandang oleh siapapun.maka artinya,puji-pujian bagi manusia justru selalu melahirkan sikap atau sifat tidak baik.Berangkat dari renungan dan pemahaman sederhana ini,maka kita dapat mengerti ,bahwwa puji-pujian bagi manusia,adalah merupakan sumber kerusakan dan petaka.Oleh karenanya ,sifat itu tidak boleh dimiliki,dan hanya menjadi otoritas Allah sendiri.Apalagi,lebih dari itu,bahwa sebenarnya manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa,jika saja,tidak dianugerahi oleh Allah SWT.
Namun.pada tataran empirik yang kita lihat sehari-hari,sekalipun dilarang,orang tetap mengejar-ngejar puji-pujian itu,sebatas ingin dipuji,orang menumpuk harta tanpa batas,memperluas pengaruh,menindas,dan mengalahkan sesama,berebut,menguasai dan seterusnya,semua itu mengakibatkan ketidak –jujuran,manipulasi,kebohongan,entrik yang terakhir pada penderitaan,ketidak adilan dan kehancuran. Maka ,itulah sebabnya ,mengejar dan bahkan utau sekedar hanya ingin dipuji tidak dibolehkan.Semua puji-pujian hanyalah milik Allah semata.Manusia tidak boleh meminta dipuji dan apalagi mearebutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar